Max Havelaar
- Ristia Sastra
- May 22, 2015
- 2 min read
Pengarang
Eduard Duwes Dekker
Lahir pada tahun 1820 di Amsterdam dan menginjak Indonesia pertama kali pada tahun 1839. Dekker tinggal di Indonesia selama 15 tahun yang dimana masa menetap tersebut memberika sebuah kisah yang menggugah perhatian dimana ketidakadilan yang berlaku di Indonesia terjadi saat masa pemerintahan kolonial Belanda.
Pada tahun 1856, Dekker kembali ke eropa dan disanalah ia menulis Max Havelaar, yang kemudian terbit pada tahun 1860. Selagi itu, Dekker bertumbuh menjadi pengarang yang sangat berarti dalam sejarah sastra. Pada tahun 1856 saat baru diangkat menjadi asisten residen di Lebak, Dekker menuduh bupati Lebak telah melakukan pemerasan dan penindasan terhadap rakyatnya melaporkannya kepada residen, dan Gubernur Jenderal. Kedua atasannya ini rupanya tidak percaya akan kebenaran tuduhan Dekker. Merasa kecewa, Dekker mengajukan pengunduran diri yang diluluskan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 4 April 1856. Kejadian inilah yang pada akhirnya menjadi dasar dari Max Havelaar. Sebenernya Max Havelaar adalah surat pembelaan diri yang bisa dikatakan adalah suatu upaya terakhir Dekker untuk memulihkan nama baiknya sediri. Pada akhirnya, Max Havelaar malah bisa dikatakan menjadi pamphlet politik sebab di dalamnya terdapat gugatan kepada Raja Belanda untuk mendatangkan keadilan di negeri jajahannya, supaya rakyat tidak lagi ditindas demi kemakmuran penduduk Belanda.
~
Konten
Max Havelaar terdiri dari tiga buah cerita yang seakan-akan ditulis oleh tiga orang yang berbeda.
#1 Perjalanan Drogstoppel
Seorang makelar kopi yang berusaha menerbitkan bukunya sebagai upaya untuk mengembangkan bisnisnya.
#2 Perjalanan Max Havelaar
Seorang assisten residen Hindia Belanda yang membela keadilan namun tidak dianggap dan hidup melarat.
#3 Sajiah dan Adinda
Kisah memiliukan yang memvisualisikan keadaan masyrakat Indonesia dari sudut pandang mata pribumi.
~
Kosa Kata
Huru Hara (Nomina)
“Beberapa waktu sebelum kedatangan saya terbongkar sebuah komplotan untuk membunuh pejabat seblum saya dan membuat huru hara.”
Arti :
Tindakan suatu kelompok orang yang menggunakan kekerasan serta pengrusakan harta benda orang lai dalam melaksanakan suatu tujuan bersama menimbulkan suasana gangguan ketertiban umum dengan kegaduhan
Dadar (Nomina)
“Saya minta sejarah atau dadar,” kata Duclari.
Arti :
Pelatihan; tempat pelatihan
Kontelir (Nomina)
“, di mana kontelir yang memerintah daerah itu disekors karena tidak jujur”
Arti :
Jabatan yang memegang alih terhadap suatu daerah
Epigram (Ajektiva)
“Pemecatan mereka itulah yang memebrikan saya ilham untuk menulis epigram itu,”
Arti :
syair atau ungkapan pendek yg mengandung gagasan atau peristiwa yg diakhiri dng pernyataan menarik dan biasanya merupakan sindiran
Amtenar (Nomina)
“Redakturnya amtenar pada sekretari umum” Inklusif “sampai nyalanya yang terakhir….. inklusif!”
Arti :
Pegawai negeri; pegawai pemerintah
~
Comments